APRESIASI BAGI TIGA ARSITEK INDONESIA : Andra Matin, Budi Pradono & Yori Antar
Text by Sunty Sunowo, Images Courtesy of Le Chateau
Arsitek sebagai professional yang berada di balik karya-karya arsitektural yang membangun wajah urban. Dalam perkembangan arsitektur di Indonesia saat ini, tiga nama ini telah memberikan banyak kontribusi dalam wujud karya nyata mereka. Andra Matin, Budi Pradono, dan Yori Antar memiliki jalurnya masing-masing dalam berarsitektur. Sebuah representasi akan betapa kayanya dinamika berarsitektur di Indonesia.
Untuk memberikan apresiasi terhadap andil dan peranan mereka dalam perkembangan arsitektur di Indonesia, Le Chateau dan Brizo menganugrahkan salah satu produk eksklusif yaitu premium faucet Vettis Concrete yang dibuat dari bahan beton khusus dan hanya diproduksi sebanyak 500 unit kepada ketiga arsitek sebagai wujud apresiasi dan penghargaan kepada mereka.
Eksklusifnya produk ini merupakan karya perupa Christopher Shannon dengan menggunakan material beton berkualitas ultra tinggi dan fiber reinforced dengan campuran charcoal sehingga memiliki tone warna khusus. Produk spesial ini merupakan representasi dari apresiasi terhadap keseriusan, ketekunan, passion dalam berkarya. Semangat inilah yang dimiliki oleh Andra Matin, Budi Pradono, dan Yori Antar dalam berkarya di jalurnya masing-masing.
Budi Pradono, Andra Matin, Yori Antar
Andra Matin merupakan salah satu nama besar dalam kancah arsitektur Indonesia yang telah dikenal secara internasional melalui media-media desain yang sudah meliput karya-karyanya. Sepanjang perjalanan profesionalnya sebagai arsitek, Andra Matin mengalami berubahnya apresiasi publik terhadap profei arsitek. Meskipun memilih untuk tidak melihat hal ini sebagai hambatan, Aang begitu sebutan akrabnya merasa bahwa sudah menjadi kewajiban seorang arsitek untuk memberikan edukasi kepada klien dan pengguna bangunannya. “Apresiasi publik terhadap profesi arsitek menjadi semakin baik sejalan dengan waktu,” jawab Andra Matin ketika ditanya mengenai bagaimana publik mengapresiasi karya-karyanya.
Melalui arsitektur, Andra Matin berhasil membawa seluruh pengguna bangunannya mengalami ruang-ruang dengan pengalaman rasa modern yang tetap mengedepankan ekspresi dan karakter lokal. Beberapa karya yang sudah dikenal public di antaranya adalah GBK Aquatic Center, Potato Head Beach Club Bali, dan Blimbingsari Airport di Banyuwangi. Melalui karya-karya inilah dia membawa pengguna dan pengunjung bangunannya untuk menikmati dan mengapresiasi arsitektur sebagai sesuatu yang sangat dekat dan berinteraksi langsung. Hal ini yang membawa seorang Andra Matin memiliki mimpi besar untuk bisa merangcang sebuah museum. “Museum yang tidak hanya berhasil menghadirkan koleksinya sebagai obyek yang menarik, tetapi melalui pengalaman-pengalaman ruangnya, museum ini punya makna, rasa, dan juga cerita yang berinteraksi dengan pengunjungnya.” Jelas Aang.
Lain halnya dengan Budi Pradono, arsitek ini lebih banyak melakukan riset visual dan mengeksplorasi konsep-konsep yang diluar dari batasan-batasan konvensional dikenal orang. Karya-karyanya seperti Issi Villa, P House di Salatiga, Clay House di Selong Belanak, dan rumah galleri miring di Pondok Indah, merupakan representasi dari eksplorasi kreatifnya. Berarsitektur bagi Budi Pradono tidak hanya berhenti pada karya saja. Terbukti telah begitu banyak instalasi yang sudah dibuatnya.
Bagi seorang Budi, karakter visual itu sangat penting. “Harus ada keunikan atau identitas yang bisa dihadirkan dalam karya.” Jelasnya. Disinilah Budi Pradono selalu mencoba menghadirkan sentuhan kultur atau prinsip lokal ke dalam karya-karyanya yang mendunia. “Sentuhan karakter menjadi penting, sehingga menghadirkan sensasi tropis di sebuah bangunan di Manhattan bukanlah hal yang mustahil.” Tambahnya.
Arsitek ketiga yang mendapatkan penghargaan dan tribute dalam acara ini adalah Yori Antar. Namanya sudah begitu melekat pada perawatan bangunan adat dan rekonstruksi beberapa rumah tradisional yang mengalami kerusakan atau kebakaran. Wae Rebo adalah salah satu rumah tradisional dan budaya yang berhasil diangkat sebagai daya tarik wisata berkat kegigihan Yori Antar menyelamatkan peninggalan arsitektur tradisional yang lebih banyak diapresiasi oleh orang luar daripada orang Indonesia sendiri. Meskipun begitu, karya-karya Yori Antar melalui firma Han Awal and Partners merupakan representasi Indonesia dalam konteks desain modern.
Salah satu karya yang dipamerkan adalah proyek di pedalaman Kalimantan (Rumah Utik) yang akan dibangun dalam waktu dekat. Esensi trandisional selalu merangkul komunitas untuk terlibat dalam proses. Bangunan tidak melulu hanya tentang pengguna atau pemiliknya saja. Prosesnya tentu saja melibatkan banyak dialog dan pendampingan dengan masyarakat tradisional.
Ketiga arsitek tersebut telah memberikan kontribusi besar pada warna dan dinamika berarsitektur di Indonesia. Karya-karya mereka telah ikut serta mewarnai wajah kota-kota di Indonesia, sehingga penghargaan dan apresiasi sebagai wujud tribute diberikan oleh Le Chateau dan Brizo. Apresiasi dan penghargaan berlangsung pada tanggal 24 October di showroom Le Chateau Living, Jakarta. Disaksikan oleh para jurnalis dan segenap para undangan.